Kamis, 13 September 2007

Berikan Yang Terbaik Untuk Romadlon

Bulan suci kini telah datang lagi, keberkahan kini datang kembali, ampunan atas dosa tercurah datang menghampiri. Kegembiraan kaum muslimin akan datangnya tamu agung ini tampak dari semangat mereka menjalankan ibadah shaum, aktivitas ibadah meningkat diamana-mana setiap masjid, surau maupun langgar ramai di kunjungi kaum muslimin. degub jantung mereka tak henti-henti seiring bacaan qur'an yang mereka maksimalkan di bulah ibadah ini. marhaban ya romadlan tamu agung yang selalu dinanti rasulullah dan para sahabatnya, termasuk kita semua yang sedang melaksanakam puasa pada bulan ini.

bukan kah kita seakan bermimpi karena kita bertemu lagi dengan syahrul qur'an ini, tak ada seorang pun dapt menjamin bahwa ia akan bertemu lagi dengan Romadhan tahun ini setelah ia berpisah dengan romadhan tahun lalu. oleh sebab itu mari kita maksimalkan amalan romadlan kita dengan hal-hal yang baik, tentu saja yang bernilai ibadah.
setidaknya ada tiga tahapan yang mesti kita lakukan bila datang bulan ampunan ini, pertama kita harus mengadakan persiapan. Seperti halnya atlit propesional ia akan selalu mempersiapkan dirinya untuk menghadapi berbagai event pertandingan yang akan datang kapan saja, ia tidak akan menolak pertandingn itu karena pertandingan adalah janlan baginya untuk mendedikasikan dirinya sebagai sang juara. Romadlan juga pertandingan bagi orang yang menjalankannya, ia akan bertanding melawan hawa nafsu utuk makan dan minum juga shahwat. Ia juga akan bertanding dari berbuat hal-hal yang tidak bermanfaat bagi dirinya dan shaumnya . Apabila setiap pertandinga itu mampu ia lewati maka pasti ia menjadi pemenang. Adapun persiapan yang ia lakukan adalah, persiapan mental agar gangguan selama romadlan dapat di minimalisir maka perlu mental ini dipersiapkan dengan sebaik-baiknya bagi orang yang shaum. ganguan itu biasanya datang pada akhir romadlan tuntutan dari keluarga untuk belanja persedian lebaran semakin kuat, ini tentu akan mengganggu kekhusuan ibadah kita apalagi pada akhir romadlan itu lah kemudian kita semakin maksimal dalam ibadah. Persiapan fisik , shaum tergolong ibadah fisik karena pada waktu menjalankan saum kita tidak makan dan tidak minum tentu energi kita pun berkurang dikarenakan sumber energi kita berkurang bagi yang fisiknya lemah atau sakit tidak diperkenankan melaksanakan puasa. untuk itu kita harus menjaga stamina kita agar dapat menjalan saum dengan sempurna.
Persiapan ruhiyah, rasulullah mencontohkan memperbanyak saum pada bulan sya'ban ini menunjukan bahwa rasul mengajarkan kepada kita agar kita dapat mempersiapkan ruhiyah kita agar bila masuk romadlan kondisi ruhiyah kita terjaga dengan baik. dan yang terakhir adalah persiapan ilmu, mungkin masih banyak diantara kita menjalan saum ini tanpa ilmu sehingga kita tidak mengetahui batasan-batasannya, bisa jadi saum kita yang kita lakukan menjadi rusak atau berkurang nilainya, hala semacam ini sangat disayangkan. Rasul menyuruh kita melaksanakan saum untuk ihtisaban ini artinya dilandasi dengan ilmu. agar antara konsep ibadah yang diterima oleh Allah ini bernar-benar dapat kita raih. Sebab itu sobat mari kita gali kembali hal-hal berkaitan ilmu saum.
Kedua, Mengisih Romadlan, ini hal yang kedua yang perlu kita lewati selama bulan romadlan itu. Amal apa saja yang harus kita selama bulan Romadlan berlansung, yaitu shaum, banyak dzikir, istigfar, berdoa, baca qur'an, ilnfaq, sodaqoh, zakat, umroh, qiammul lail ( tarawih) dan tetap seimbang dalam ibadah.
ketiga, follow up, sebagai kelanjutan latihan kita selama Romadlan maka sebagai kelanjutannya kita amalkan pada bulan kyang lain untuk puasa kita dapat melaksnakan puasa sunnat, mendawamkan qiamul lail, terus mnbaca al qur'an ini semua sebagai implementasi dari ibadah kita selama romadlan wallahu'alam.

Read More......

Pondok Pesantren Nurussalam

Sejarah berdirinya
Pondok Pesantren Nurussalam awal embrionya cetusan cita-cita dua orang santri yang masih mondok di Gontor pada tahun 1970 merencanakan berdirinya pondok pesantren modern di daerahny agar lingkungan masyarakat bisa tertarik dan berminat memasukan anaknya kepesantren untuk tafaquh fiddin. Dua orang tersebut adalah Ust. Abdul Hadi B.A yang menjadi pimpinan pesantren sekarang dan Ust. KH. Wahyuddin yang sekarang memimpin pondok pesantren Al Mukmin.
Cita-cita yang sederhana tapi mulia ini baru menjelma setelah tujuh belas tahun kemudian yaitu pada tahun 1988 M/1408 H. setelah dua orang tersebut sepakat, masing-masing mencari/menambah ilmu dan pengalaman.
semangat rencana mendirikan pondok ini lebih kuat setelah situasi ummat Islam pada masa itu sangat memperihatinkan dengan berlakunya UU subversif, tidak sedikit tokoh-tokoh agama yang militan terjerat oleh UU ini bahkan tidak sedikit yang menjadi korban, sedangkan minat ummat Islam untuk mendidik anaknya untuk tafaqhu fiddin makin berkurang.
maka alhamdulillah pada tahun 1988 M/1408 H atas kesepakatan mereka berdua dan didukung oleh tokoh dan anggota masyarakat setempat untuk membentuk panitia pembangunan pesantren ini.
Adapun tokoh pendukung tersebut Ust. Abdul Hadi, Ust. Wahyuddin, Abdul Majid, A Sukarmi (alm), Abbas Kurnia, Ahmad (alm), Dayat, Yayat Sunarya, H. Idris (alm), Engkus Kusnadi, Darja, Jalil, Khalilluddin, Ibu Oyo, Ibu Yati, Ibu Emma (alm), Ibu Jamilah, dan ibu Siti Hasanah.
dan sampai sekarang atas pengorbanan para tokoh diatas dan umat Islam yang tidak disebutkan satu persatu namanya disini masih tetap berdiri kokoh dan terus memberikan kontribusi yang sangat besar bagi Islam dan kaum muslimin.

Read More......